MOTIVASI
BELAJAR
Dalam
kehidupan sehari-hari kita dapat mengambil sebuah contoh, yaitu “seorang petani
yang mencangkul di sawahnya dari pagi sampai petang tanpa henti. Jika kita
perhatikan si petani itu, akan muncul pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita, Mengapa
si petani melakukan atau bekerja seperti itu? Atau dengan kata lain,
Apakah yang mendorong si petani berbuat seperti itu? Atau Apakah motif si
petani itu?”
Dari
ilustrasi di atas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan “Motif adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu” atau “Motif
adalah suatu pernyataaan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang”.
Pada
umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di
dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan, dan
perangsang (incentive). Tujuan adalah yang menentukan dan membatasi
tingkah laku organisme itu.
Sedangkan
urgensi daripada “Motivasi adalah sebagai pendorong, pengerak, dan sebagai
suatu pengarah terhadap tujuan”. Dengan adanya motivasi, segala bentuk
kesimpangsiuran dalam menjalankan suatu aktifitas akan bisa terminimalisir.
Para
ahli psikologi berusaha menggolong-golongkan motif-motif yang ada dalam diri
manusia atau suatu organisme, ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya
masing-masing. Woodworth menggolongkan dan membagi motif-motif tersebut menjadi
tiga jenis :
1. Kebutuhan-kebutuhan organis (Organic
Motive)
Motif
ini berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam tubuh
(kebutuhan-kebutuhan organis), seperti : lapar/haus, kebutuhan bergerak dan
beristirahat/tidur, dan sebagainya.
2. Motif-motif darurat (Emergency
Motive)
Motif
ini timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan yang cepat dan kuat karena
perangsang dari luar yang menarik manusia atau suatu organisme.
Contoh
motif ini antara lain : melarikan diri dari bahaya, berkelahi dan sebagainya.
3. Motif-motif obyektif (Objective
Motive)
Motif
obyektif adalah motif yang diarahkan/ditujukan ke suatu obyek atau tujuan
tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam
diri kita (kita menyadarinya). Contoh : motif menyelidiki, menggunakan
lingkungan.
Selain
pengklasifikasian di atas, Burton menggolongkan/membagi motif-motif tersebut
menjadi dua, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik, yaitu :
1. Motif Intrinsik
Motif
intrinsik adalah motif yang timbul dari dalam seseorang untuk berbuat sesuatu
atau sesuatu yang mendorong bertindak sebagaimana nilai-nilai yang
terkandung di dalam obyeknya itu sendiri.
Motivasi
intrinsik merupakan pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam
pemecahan soal. Keinginan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, keinginan
untuk memahami sesuatu hal, merupakan faktor intrinsik yang ada pada semua
orang .
2. Motif Ekstrinsik
Motif
ekstrinsik adalah motif yang timbul dari luar/lingkungan. Motivasi ekstrinsik
dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian, hukuman, celaan atau
ingin meniru tingkah laku seseorang.
Disini
belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang mantab serta diakibatkan
oleh pengalaman. Belajar adalah suatu hal yang membedakan antara manusia dan
binatang. Ada banyak perilaku perubahan pengalaman, serta dianggap sebagai
faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar.
Para
ahli pendidikan dan psikolog sependapat bahwa motivasi amat penting untuk
keberhasilan belajar. Pembahasan motivasi belajar tidak bisa terlepas dari
masalah-masalah psikologi dan fisiologi, karena keduanya ada saling
keterkaitan.
Dalam
proses pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar melibatkan pihak-pihak
sebagai berikut :
v
Siswa
Siswa
bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri untuk meningkatkan motivasi belajar
pada dirinya agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Motivasi
berupa tekad yang kuat dari dalam diri siswa untuk sukses secara akademis, akan
membuat proses belajar semakin giat dan penuh semangat.
v
Guru
Guru
bertanggungjawab memperkuat motivasi belajar siswa lewat penyajian bahan
pelajaran, sanksi-sanksi dan hubungan pribadi dengan siswanya. Dalam hal ini
guru dapat melakukan apa yang disebut dengan menggiatkan anak dalam belajar.
Usaha-usaha
yang digunakan dalam mengiatkan adalah :
a.
Mengemukakan pertanyaan
b.
Memberi ganjaran
c.
Memberi hadiah
d.
Memberi hukuman/sanksi
Kreativitas
serta aktivitas guru harus mampu menjadi inspirasi bagi para siswanya. Sehingga
siswa akan lebih terpacu motivasinya untuk belajar, berkarya, dan berkreasi.
v
Orang
tua atau keluarga dan lingkungan
Tugas
memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga
berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Selain itu motivasi
sosial dapat timbul dari orang-orang lain di sekitar siswa, seperti dari
tetangga, sanak saudara, atau teman bermain.
Fungsi
keluarga adalah sebagai motivasi utama bagi peserta didik, karena memiliki
intensitas yang lebih tingi untuk menanamkan motif-motif tertentu bagi proses
pembelajaran anak.
Hal
paling mendasar yang digunakan sebagai motivasi dasar dalam agama adalah,
pentingnya menanamkan unsur-unsur ideologi dalam proses pembelajaran, sehingga dalam proses perjalanan pembelajaran
siswa tidak mengalami kegoncangan jiwa yang bisa menghambat hasil dari
pendidikan itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar