Senin, 19 Maret 2012

MATERI BK SOSIAL


Cara Bergaul Yang Baik

Manusia adalah mahluk sosial, yang kehidupannya tak lepas dari orang lain. Baik dalam bekerja, maupun dalam pergaulan sehari-hari. Untuk itu diperlukan beberapa cara atau tips bagaimana dalam pergaulan nantinya tidak menimbulkan permasalahan tetapi yang diharapkan menimbulkan kebaikan dalam pergaulan tersebut.

Adapun tips-tips tersebut, yaitu :
v  Menghargai Orang lain

Kita sebagai manusia yang hidup saling membutuhkan harus bisa menghargai segala bentuk apapun yang ada pada orang lain. Baik itu masalah pendapat, keahlian, maupun sifat dan pribadi dirinya. Jangan sampai keluar kata-kata yang bisa menyinggung orang lain kalo kamu mau dihargai oleh orang lain.

v  Bercanda
Memang benar bercanda adalah sesuatu yang asyik pada diri manusia, tapi jangan sampai kita Over Low dalam bercanda sama orang lain dan kita harus melihat situasi orang yang mau kita ajak bercanda apakah memungkinkan apa nggak untuk di ajak bercanda. Kalo pun dia sedang dihadapi dengan kesulitan yang sangat berat kita harus bisa membuat dia tertawa, tersenyum dan merasa nyaman bila berada di samping kita meskipun dalam keadaan yang segenting mungkin.

v  Menjadi Orang Yang di Percaya
Kalo kita di percaya oleh teman/orang lain, itu bukanlah sesuatu yang baik buat kita, emang sih dipercaya oleh teman bisa membuat kita senang, senang karena dipercaya oleh orang lain. Tapi yang membuat kita agak susah yaitu apakah kita bisa menjaga kepercayaan yang di berikan oleh orang lain kepada kita??
Jadi, agar kita bisa memelihara kepercayaan itu salah satu caranya ialah Jangan biasakan menjadi mulut Ember, dan berpikir rahasia orang lain adalah rahasia kita juga.

v  Menjadi Teman Yang bisa diandalkan
Nah ini dia.. apakah kita sudah bisa menjadi teman yang baik?
Apakah kita sudah pantas disebut sebagai seorang teman yang bisa diandalkan? Bisa diandalkan oleh oranglain bila mereka mendapatkan hal yang sangat sulit.
Untuk menjadi teman yang bisa diandalkan memang susah susah gampang. Cara gampangnya ialah… cukuplah memenuhi kriteria yang telah disebutkan diatas, yaitu: “Kita bisa menghargai orang lain, bisa membuat teman tersenyum dalam keadaan apapun mekipun dalam keadaan yang sangat genting, dan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh teman/orang”.

v  Selalu Berprasangka Baik
Dalam dunia pergaulan harusnya kita selalu berprasangka baik terhadap teman, tidak boleh ada rasa prasangka buruk, karena dengan berprasangka buruk kita akan sulit untuk menumbuhkan rasa percaya karena tertutup dengan prasangka yang buruk tadi.
Memang susah juga kalau kita berprasangka baik, pasti pikiran pertama kita yaitu pikiran jelek… iya kan..??
Tapi mencoba apa salahnya….

v  Suka Menolong
Salah satu hakikat makhluk sosial tak lepas dari rasa saling membutuhkan, untuk itu kita harusnya tidak segan untuk menolong teman kita, tentunya jika hal itu bisa kita lakukan dan tidak merugikan diri kita sendiri. Karena dengan suka menolong teman, jikalau nanti kita butuh pertolongan teman kita akan tidak segan menolong kita.




v  Bersikaplah ramah...
Jika kamu ramah siapapun akan merasa nyaman di dekatmu...dan jika sudah begitu..teman2 yang ingin mengenalkannya kepadamupun akan berkata “kenalan aja..dia baek kog"...dan akan menambahkan banyak teman-temanmu....
Bagaimana ramah itu...??
Mudah saja, pastinya kamu jangan memasang lagak layaknya orang yang disegani...cerahkan wajahmu dalam artian hiasi dengan senyum kecil..karena ingat, orang yang senyum memiliki aura berbeda....
Mudah-mudahlah bergaul..tapi jangan bergaul ke arah yang salah....dan jangan sesekali kamu ceplas-ceplos yang justru secara tidak langsung menyinggung perasaan orang lain karena itu sudah menjadi nilai minus....

v  Jangan pilih-pilih...!!!
Bergaul lah dengan siapa saja tanpa memandang status atau sosialnya.... kecuali terhadap mereka yang pergaulannya justru menjerumuskan..jauhkan pelan-pelan..agar kita tidak terbawa mereka dan tidak pula menyinggung mereka..jadi kamu bisa berkawan dengan siapapun...
















MATERI BK KARIER


Menentukan Jenis Sekolah Lanjutan

Setelah melalui proses pendidikan selama tiga tahun, yaitu siswa SMP yang dinyatakan lulus ujian sekolah tentu bergembira. Akan tetapi dibalik itu semua perlu dipikirkan kemana setelah lulus.
Saat ini, sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan usia dini banyak berdiri bak jamur di musim hujan. Masing-masing berlomba-lomba menawarkan kelebihan yang dimilikinya, ada yang memakai kurikulum lokal dan juga kurikulum campuran. Bahkan, tidak sedikit pula sekolah “impor” yang menawarkan kurikulum internasional. Tetapi untuk memilih prasekolah yang terbaik untuk anak-anak kita tidaklah mudah. Pendidikan usia dini merupakan langkah yang besar dan penting untuk tumbuh kembang anak. Sebagai orang tua sebaiknya selalu berusaha untuk memilihkan sekolah yang baik dan sesuai dengan dirinya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sekolah yang sesuai dengan orientasi siswa dimasa depan atau dari sudut pandang adalah:

1.  Minat
Faktor utama yang harus pertimbangkan adalah minat yang dmiliki siswa. Hampir dapat dipastikan, tidak ada siswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi siswalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar di perguruan tinggi. Dengan memperhatikan minat siswa, diharapkan dapat memberikan semangat atau motivasi internal siswa untuk belajar.

2.    Biaya
Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus diperhitungkan. Dewasa ini banyak sekolah-sekolah yang mematok harga tinggi untuk siswa-siswa baru sehingga tidak jarang siswa tamatan SMP terpaksa menunda atau bahkan putus sekolah karena keterbatasan biaya. Mungkin dapat dinilai seimbang antara uang yang dibayarkan dengan fasilitas yang diperoleh, walaupun tidak semuanya demikian.
Sebelum melakukan pendaftaran, akan lebih baik menanyakan semua komponen biaya yang harus dibayarkan di sekolah yang bersangkutan. Biasanya sekolah-sekolah swasta memberlakukan sistem pembayaran yang diharapkan tidak memberatkan siswa-siswi. Misalnya uang gedung boleh diangsur sekian kali dan uang administrasi yang lain juga demikian. Semua perlu diperhitungkan.

3.  Prospek
Globalisasi tentu saja ini akan sangat menentukan wajah dunia masa datang. Perdagangan bebas, banyaknya perusahaan asing yang masuk ke Indonesia (diantaranya karena aset Negara terpaksa dijual kepada investor asing). Bahasa asing (bukan hanya bahasa Inggris), perdagangan internasional, lingkungan, peralatan berteknologi tinggi, komputer, internet, dan banyak lagi akan menjadi tuntutan yang tidak terhindarkan. Maka dari itu memerlukan kemampuan sumber daya manusia yang memadai pula untuk menjadi salah satu elemen yang diperhitungkan. Tidak ada prediksi yang benar 100% dalam menentukan jenis jenjang sekolah. Tetapi akan sangat berguna kalau bisa mengantisipasi kondisi di masa depan. Kalau merasa tidak mampu melakukannya sendiri, perlu bertanya kepada orang tua, guru, teman, konsultan, atau siapapun sehingga akan diperoleh beberapa pendapat yang obyektif dan mendukung.

Ketiga faktor di atas penting untuk pertimbangkan masak-masak, sehingga dapat dipilih jenis sekolah yang benar-benar membawa kepada arah yang terbaik bagi pribadi maupun orang lain. Selain itu perlu untuk menyediakan cukup banyak waktu, karena lebih banyak faktor eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini. Faktor esternal yang terlibat adalah dari sekolah itu sendiri.


Dalam memilih sekolah, perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1.  Reputasi
  Kalau harus memilih salah satu sekolah tanpa melihat faktor-faktor internal lainnya, pertimbangan utama yang paling mudah digunakan adalah reputasi sekolah tersebut. Reputasi di sini berarti sekolah yang bersangkutan secara umum dikenal sebagai sekolah yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan atau memiliki daya saing yang tinggi dalam pekerjaan. Dalam kaitannya dengan reputasi, harus kita ingat, reputasi tidak datang dalam sekejap. Reputasi biasanya dibangun dengan kerja keras dan melalui proses yang panjang. Dapat dikatakan bahwa siswa berada on the safe side jika memilih salah satu dari PTS-PTS ini. Akantetapi bukan berarti lalu siswa berhenti di sini saja, masih ada hal-hal lain yang harus dicermati.

2.  Status Akreditasi         
Status akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan oleh sekolah untuk mengiklankan dirinya. Karena akreditasi menunjukkan mutu/kemampuan sekolah dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status ini didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk itu, termasuk fasilitas pendidikan,guru tetap dan siswa, kurikulum pendidikan, dan banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami dengan jelas tentang status ini, dan tampaknya banyak sekolah yang menyadari dan memanfaatkan ketidaktahuan tersebut.
Akreditasi perlu untuk diketahui secara sebenarnya dan tidak hanya sekilas begitu saja. Untuk mengetahui status akreditasi ini, perlu ditanyakan secara mendalam mengenai kenyataannya di sekolah bersangkutan. Sebagai contoh, Siswa dapat menanyakan sumberdaya guru, fasilitas pendidikan dan kurikulum.


3.  Fasilitas Pendidikan
Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Bukan (hanya) itu yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), bengkel, studio dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan siswa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkannya di lapangan. Apalagi untuk jalur pendidikan profesional yang lebih bersifat aplikatif dan menekankan pada ketrampilan. Perlu untuk dingat bukan hanya tampilan fisik yang diperhatikan. Boleh saja sekolah memasang foto-foto gedungnya yang megah, laboratorium komputernya yang canggih. Tidak ada salahnya untuk mencoba menanyakan, kapan mahasiswa berkesempatan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut.

MATERI BK BELAJAR


MOTIVASI BELAJAR

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengambil sebuah contoh, yaitu “seorang petani yang mencangkul di sawahnya dari pagi sampai petang tanpa henti. Jika kita perhatikan si petani itu, akan muncul pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita, Mengapa si petani melakukan atau bekerja seperti itu? Atau dengan kata lain, Apakah  yang mendorong si petani berbuat seperti itu? Atau Apakah motif si petani itu?”

Dari ilustrasi di atas jelaslah bahwa yang dimaksud dengan “Motif adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu” atau “Motif adalah suatu pernyataaan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku/perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang”.

Pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan, dan perangsang (incentive). Tujuan adalah yang menentukan dan membatasi tingkah laku organisme itu. 

Sedangkan urgensi daripada “Motivasi adalah sebagai pendorong, pengerak, dan sebagai suatu pengarah terhadap tujuan”. Dengan adanya motivasi, segala bentuk kesimpangsiuran dalam menjalankan suatu aktifitas akan bisa terminimalisir.

Para ahli psikologi berusaha menggolong-golongkan motif-motif yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme, ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing. Woodworth menggolongkan dan membagi motif-motif tersebut menjadi tiga jenis :



1.  Kebutuhan-kebutuhan organis (Organic Motive)
Motif ini berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam tubuh (kebutuhan-kebutuhan organis), seperti : lapar/haus, kebutuhan bergerak dan beristirahat/tidur, dan sebagainya.

2.  Motif-motif darurat (Emergency Motive)
Motif ini timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan yang cepat dan kuat karena perangsang dari luar yang menarik manusia atau suatu organisme.
Contoh motif ini antara lain : melarikan diri dari bahaya, berkelahi dan sebagainya.

3.  Motif-motif obyektif (Objective Motive)
Motif obyektif adalah motif yang diarahkan/ditujukan ke suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya dorongan dari dalam diri kita (kita menyadarinya). Contoh : motif menyelidiki, menggunakan lingkungan.

Selain pengklasifikasian di atas, Burton menggolongkan/membagi motif-motif tersebut menjadi dua, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik, yaitu :

1.  Motif Intrinsik
Motif intrinsik adalah motif yang timbul dari dalam seseorang untuk berbuat sesuatu atau sesuatu yang mendorong bertindak sebagaimana  nilai-nilai yang terkandung di dalam obyeknya itu sendiri.

Motivasi intrinsik merupakan pendorong bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Keinginan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, keinginan untuk memahami sesuatu hal, merupakan faktor intrinsik yang ada pada semua orang .



2.  Motif Ekstrinsik
Motif ekstrinsik adalah motif yang timbul dari luar/lingkungan. Motivasi ekstrinsik dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian, hukuman, celaan atau ingin meniru tingkah laku seseorang. 

Disini belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang mantab serta diakibatkan oleh pengalaman. Belajar adalah suatu hal yang membedakan antara manusia dan binatang. Ada banyak perilaku perubahan pengalaman, serta dianggap sebagai faktor-faktor penyebab dasar dalam belajar.
Para ahli pendidikan dan psikolog sependapat bahwa motivasi amat penting untuk keberhasilan belajar. Pembahasan motivasi belajar tidak bisa terlepas dari masalah-masalah psikologi dan fisiologi, karena keduanya ada saling keterkaitan.  

Dalam proses pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar melibatkan pihak-pihak sebagai berikut :

v  Siswa
Siswa bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri untuk meningkatkan motivasi belajar pada dirinya agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan.  Motivasi berupa tekad yang kuat dari dalam diri siswa untuk sukses secara akademis, akan membuat proses belajar semakin giat dan penuh semangat.
v  Guru
Guru bertanggungjawab memperkuat motivasi belajar siswa lewat penyajian bahan pelajaran, sanksi-sanksi dan hubungan pribadi dengan siswanya. Dalam hal ini guru dapat melakukan apa yang disebut dengan menggiatkan anak dalam belajar.
Usaha-usaha yang digunakan dalam mengiatkan  adalah :
a. Mengemukakan pertanyaan
b. Memberi ganjaran
c. Memberi hadiah
d. Memberi hukuman/sanksi
Kreativitas serta aktivitas guru harus mampu menjadi inspirasi bagi para siswanya. Sehingga siswa akan lebih terpacu motivasinya untuk belajar, berkarya, dan berkreasi.

v  Orang tua atau keluarga dan lingkungan
Tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Selain itu motivasi sosial dapat timbul dari orang-orang lain di sekitar siswa, seperti dari tetangga, sanak saudara, atau teman bermain.

Fungsi keluarga adalah sebagai motivasi utama bagi peserta didik, karena memiliki intensitas yang lebih tingi untuk menanamkan motif-motif tertentu bagi proses pembelajaran anak.
Hal paling mendasar yang digunakan sebagai motivasi dasar dalam agama adalah, pentingnya menanamkan unsur-unsur ideologi dalam proses pembelajaran,  sehingga dalam proses perjalanan pembelajaran siswa tidak mengalami kegoncangan jiwa yang bisa menghambat hasil dari pendidikan itu sendiri.










MATERI BK PRIBADI


Pacaran Sehat

Sekarang ini siapa yang tidak tahu tentang istilah pacaran, anak-anak SMP saja sudah tahu tentang istilah tersebut. Tetapi sekarang ini cara pacaran yang di gunakan oleh anak-anak ABG itu berlebihan, sampai-sampai bisa hamil diluar nikah dan akhirnya anak yang lahir di buang, di terlantarkan bahkan ada yang tega sampai membunuhnya. Bagi seorang manusia yang berbeda dengan hewan, seharusnya kita harus bisa berfikir bahwa perbuatan tersebut akan mendatangkan kerugian besar bagi diri kita.

Biasanya dalam berpacaran antara pasangan akan ada interaksi saling puji dan saling merayu, disini peran iman akan diuji, bila iman seorang wanita tidak kuat dan tergoda dengan rayuan gombal laki-laki (pacaranya) bisa-bisa wanita tesebut memberikan kesuciannya demi membuktikan rasa sayangnya.

Bila sudah terlanjur hubungan intim dan hamil diluar nikah mereka akan nekad membunuh anak hasil hubungan haram tersebut, karena merasa takut kepada orang tua dan malu kepada orang banyak. Di Indonesia saat ini angka pembuangan dan pembunuhan bayi sudah banyak sekali, itu di karenakan hubungan intim sebelum sah.

Maka dari itu sebagai seorang penerus bangsa mari kita budayakan pacaran positif, yang mana pacar di gunakan sebagai tempat curhat, pemberi semangat, pemberi solusi saat kita ada masalah, dan bersaing dalam prestasi. Walaupun dalam islam tidak ada dalil yang mengatakan boleh berpacaran tetapi bila cara pacaran kita positif dan saling membangun tidak ada salahnya

Gaya pacaran yang kurang baik dan tentu tidak sehat akan menimbulkan berbagai resiko yang harus ditanggung. Adapun resiko tersebut terdiri dari berbagai ragam, diantaranya tertular penyakit PMS (penyakit menular seksual) seperti halnya Sphilis, Kutil Kelamin, Hepatitis, bahkan HIV/AIDS. Selain itu gaya pacaran yang kurang baik tersebut juga akan menimbulkan terjadinya pernikahan dini, dan juga meningkatkan terjadinya kasus aborsi.
Sudah punya pacar toh? Nah ini kiat dan tips agar pacaran anda sehat. Jika pengen menikmati pacaran yang sehat tentunya.

Bagaimana pacaran sehat itu?

1.    Sehat Fisik
Dalam menjalin hubungan / pacaran setiap pasangan harus dapat saling menjaga dan melindungi, karena itu setiap pasangan tidak dibenarkan saling menyakiti apalagi terjadi kekerasan dalam hubungan itu. Hmm,,,harus tetap diingat walaupun sedang emosi dan apapun alasannya bila sedang berbeda pendapat ataupun berselisih tetap tidak boleh saling memukul, menendang apalagi membunuh.

Sehat secara fisik dapat juga diartikan jika kita dapat menjalani hubungan tanpa menyakiti pasangan, kita berhak menolak jika pasangan meminta dan memaksa untuk dicium atau bahkan merayu untuk melakukan hubungan seks. kita juga harus tahu kapan saatnya membela diri jika ternyata pasangan kita termasuk golongan yang ringan tangan alias tukang pukul…

          2. Sehat EmosionaL
Biasanya alasan pasangan untuk berpacaran/ menjalin hubungan khusus adalah untuk mencari kebahagiaan, karena itu hubungan yang berlangsung itu harus terjalin dengan kerjasama dari kedua pihak agar timbul rasa nyaman, saling pengertian dan keterbukaan….

Jangan pernah ragu untuk mengungkapkan pendapat kamu pada pasangang dan yang terpenting adalah bagaimana cara kita mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik, karena bentuk dari kekerasan tidak hanya berupa secara fisik tapi juga secara psikis/ emosional yang ternyata sering terjadi tanpa kita sadari seperti : menghina, memaki, membentak.


3. Sehat Sosial
Kata orang kalau lagi pacaran dunia seakan milik berdua..makan berdua,,, pergi berdua,,, semuanya memang terkesan indah tapi ternyata pacaran yang sehat itu adalah pacaran yang tidak terlalu mengikat, artinya walaupun kita pacaran tapi hubungan social kita dengan yang lain (keluarga, teman, sahabat dsb) harus tetap terjaga, kalau dari pagi, siang, sore sampai malam kita selalu bersama si dia akibatnya kita tidak akan bias bergaul dengan yang lain, jauh dengan keluarga dan bahkan kita akan merasa asing dengan lingkungan sendiri.

Selain itu kita sering dengar istilah “backstreet”, keadaan ini tentu membuat kita yang menjalani tidak nyaman, adanya perasaan tertekan, sedih, keadaan ini sudah jauh dari sehat karenanya jika kita menjalin sebuah hubungan kita harus mengenalkan pasangan dengan orangtua, sebisa mungkin kita harus menghindari backstreet, karena dengan membuka diri pada ortu tentang hubungan yang tengah kita jalani sekarang akan membuat ortu lebih percaya dan dalam menjalani hubungan akan lebih mudah karena tidak akan main “petak umpet” dengan ortu.

4. Sehat SeksuaL
Secara biologis remaja ataupun seseorang telah mengalami perkembangan dan kematangan seks, tanpa disadari pacaran juga mempengaruhi kehidupan seksual seseorang.

Banyak cara untuk mengungkapkan perasaan cinta kita pada pasangan, karenanya amat disayangkan bila “kontak fisik” merupakan satu-satunya cara untuk membuktikan rasa cinta. aktifitas seksual pada remaja atau pasangan dengan status pacaran merupakan hal yang beresiko karena dapat menyebabkan kehamilan tidak diinginkan, aborsi, penyakit menular seksual dsb.

Selasa, 13 Maret 2012

poLa 17+ Bimbingan dan Konseling


Satuan Layanan BK Belajar


SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KONSELING

Kelas                                       : X
Semeter                                   : I/2011-2012
Hari/tanggal                              : Rabu/1 Februari 2012
Alokasi waktu                          : 1x45 menit
Tempat                                    : Ruang kelas X A
Layanan                                   : Layanan Pembelajaran
Bidang                                     : Bimbingan Belajar
Judul/Spesifikasi Layanan         : Hambatan Dalam Belajar  
Fungsi Layanan                        : Pencegahan dan Pemeliharaan
A.      Tujuan (Khusus)

1.    Siswa dapat mengetahui hambatan-hambatan belajar apa saja yang dialami
2.    Siswa dapat mengetahui solusi agar dapat belajar dengan baik

B.       Materi                               :  Hambatan Dalam Belajar (terlampir)
C.       Metode                             :  Permainan, diskusi kelompok
D.      Kegiatan Awal             : Mengucapkan salam, memeriksa situasi dan kondisi kelas, memeriksa kehadiran siswa.

           Kegiatan Inti:
           Eksplorasi:
1.      Menginformasikan materi yang akan dibahas.
2.      Menjelaskan tujuan penyampaian materi.
Elaborasi:
1.      Siswa menuliskan hambatan-hambatan yang dialami saat belajar  
2.      Siswa membacakan hasilnya.
Konfirmasi:
1.      Guru Pembimbing memberikan umpan balik terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi dari berbagai sumber.
2.      Guru memberikan motivasi kepada siswa dalam rangka meningkatkan semangat dalam proses belajar.
Kegiatan Akhir:
·         Siswa diminta menyampaikan manfaat yang diperoleh setelah menerima layanan.
·         Pembimbing menyampaikan harapan setelah siswa menerima materi layanan.

E.       Alat dan Media                   : LCD, Spidol, Kertas
F.       Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut

           Penilaian Proses
           Mengamati perhatian, respon dan aktifitas siswa saat kegiatan layanan berlangsung.

           Penilaian Hasil
Ø  Laiseg
Memberikan pertanyaan lisan secara acak untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

Pertanyaan Lisan:
·         Bagaimana cara yang kalian gunakan dalam belajar?
·         Hambatan-hambatan apa yang kalian temukan saat belajar?

Ø  Laijapen
Memantau perkembangan siswa berkaitan dengan peningkatan semangat belajar.
Ø  Laijapang
Melakukan interview pada siswa dalam jangka waktu kurang lebih 1 bulan untuk menilai peningkatan semangat dalam belajar.  
Pedoman interview:
·         Bagaimana cara anda belajar?
·         Apa hambatan yang dimiliki untuk belajar?
·         Apakah ada kendala saat belajar?

G.      Keterkaitan Layanan ini dengan Kegiatan Pendukung
Yaitu dengan menggunakan Himpunan Data.

H.      Pendidikan karakter yang ditanamkan
       - Siswa akan dapat mengatur waktu dalam belajar
       - Siswa akan dapat meningkatkan prestasi balajar di sekolah.
I.    Buku Sumber                    : 

J.    J.    Biaya                           : Kertas (Rp.1000,-)





Salatiga, 1 Februari 2012

Mengetahui        
                                                                                                                                          
Kepala Sekolah                                                                                   Perencana Layanan


Icha Ayu P.                                                                                          Dewi Lestari
132010114                                                                                          132010124







Lampiran 1

MATERI LAYANAN
Topik : Hambatan dalam Belajar

Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami hambatan dalam proses mencapai hasil belajarnya, sehingga prestasi yang dicapainya berada di bawah yang semestinya.
Beberapa tingkah laku yang menunjukkan gejala-gejala kesulitan belajar antara lain menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai kelompoknya atau dibawah potensi yang dimilikinnya. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang dan, berpura-pura. Menunjukkan sikap-sikap yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu.

Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

a)        Faktor intern (faktor dari dalam siswa itu sendiri), meliputi :

            Sebab-sebab yang bersifat fisik:
1)        Karena sakit, siswa yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensorik dan motoriknya lemah.
2)        Karena kurang sehat, siswa yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah cape, mengantuk, pusing, daya kosentrasinyna hilang, kurang semangat, pikiran terganggu.
3)        Karena cacat tubuh , Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu.

Sebab-sebab kesulitan belajar karena rohani :
Apabila dirinci faktor rohani itu antara lain :
1)        Intelegensia
2)        Bakat
3)        Minat
4)        Motivasi
5)        Faktor kesehatan mental

b)        Faktor Ektern
       Faktor keluarga:
1)        Faktor Orang Tua
a.         Cara mendidik anak
b.        Hubungan orang tua dan anak
c.         Suasana rumah / keluarga

2)        Faktor Keadaan Ekonomi Orang Tua
a.         Keadaan ekonomi keluarga miskin (kurangnya alat – alat belajar,kurangnya biaya yang disediakan orang tua, tidak mempunyai tempat belajar yang baik).
b.        Keadaan ekonomi yang berlebihan (kaya)

Faktor Sekolah
1)        Faktor Guru
a.         Guru tidak kulified, baik dalam pengambilan metode yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang digunakannnya.
b.        Guru yang kasar, suka marah , suka mengejek, tak pernah senyum ,dll.
c.         Guru menuntut standart pelajaran diatas kemampuan anak.
d.        Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar.

2)        Faktor alat
a.         Kondisi gedung
b.        Kurikulum
c.         Waktu sekolah dan disiplin kurang

3)     Faktor Massa Media dan Lingkungan Sekolah
a.         Faktor massa media
b.        Lingkungan sosial
c.         Lingkungan tetangga
d.        Aktivitas dalam masyarakat

Peranan Guru Dalam Proses Belajar.
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas sehingga kegagalan anak dapat dideteksi sedini mungkin dan selanjutnya guru segera memberikan bantuan dalam proses belajar. 
                                                                                               


Lampiran 2
PEDOMAN PERMAINAN
PINDAH AIR

Dalam permainan ini dibutuhkan 2 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang.
Bahan yang dibutuhkan:
1    .      Gelas plastik
2    .      Sedotan
3    .      Tali
4    .      Air

Cara permainan:
Masing-masing kelompok berdiri di tempat yang sudah ditetapkan. Masing-masing orang dalam kelompok akan diberi sedotan yang digunakan untuk mengambil air lewat mulut. Setelah itu mereka akan memindahkan air tersebut ke tempat lawannya, dimana masing-masing orang tersebut akan berjalan pada sebuah tali yang sudah di tata sedemikian rupa mereka berjalan. Tiap-tiap kelompok akan berjalan sesuai dengan alur tali yang sudah diatur tadi dan mereka tidak boleh bersenggolan satu dengan yang lainnya.
Disini kelompok mana yang mendapatkan air terbanyak maka dialah pemenangnya.


Lampiran 3
PEDOMAN DISKUSI KELOMPOK

1    .      Apa yang kalian peroleh dari permainan pindah air tadi?
2    .      Apa saja hambatan yang kalian peroleh saat melakukan permainan tadi?
3    .      Bagaimana perasaan kalian setelah mengikuti permainan tadi?


Lampiran 4
PEDOMAN OBSERVASI

Aspek yang diamati
Jumlah (siswa)
Siswa yang ngobrol saat penyampaian materi
10
Siswa yang bertanya
5
Siswa yang mengikuti permainan
32
Siswa yang berpartisipasi dalam diskusi kelompok
16
Kelompok yang mengungkapkan hasil diskusi
20
Kelompok yang belum berhasil dalam permainan
8


LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Judul/spesifikasi layanan         : Hambatan Dalam Belajar
Kelas                                     : X SMA YASA ABADI
Waktu pelaksanaan                : Rabu, 1 Februari 2012

Hasil
Kegiatan awal
Mengucapkan salam pada siswa-siswi di kelas, memeriksa situasi dan kondisi kelas, memeriksa kehadiran siswa atau mengabsen siapa yang tidak masuk kelas pada hari itu.

Kegiatan inti
Menginformasikan materi yang akan dibahas atau yang akan diberikan, menjelaskan tujuan penyampaian materi yang akan disampaikan, kemudain siswa-siswi diminta untuk menuliskan hambatan-hambatan yang dialami saat belajar. Setelah itu siswa-siswi diminta untuk membacakan hasil yang telah dikerjakan. Dan disini guru pembimbing selanjutkan akan memberikan umpan balik terhadap apa yang telah disampaikan dan dikerjakan sebelumnya, guru juga memberikan motivasi kepada siswa-siswi dalam rangka meningkatkan semangat belajar.

Kegiatan akhir
Setelah kegiatan selesai siswa-siswi diminta untuk menyampaikan manfaat apa aja yang diperoleh setelah menerima layanan tadi. Dan disini pembimbing juga menyampaikan harapan-harapan kepada seluruh siswa-siswi dalam kelas setelah menerima materi layanan yang telah diberikan.

Hasil proses awal
Siswa-siswi sangat antusias karena pada mata pelajaran sebelumnya terasa membosankan dan membuat mereka merasa jenuh.