Menentukan Jenis Sekolah Lanjutan
Setelah
melalui proses pendidikan selama tiga tahun, yaitu siswa SMP yang dinyatakan
lulus ujian sekolah tentu bergembira. Akan tetapi dibalik itu semua perlu
dipikirkan kemana setelah lulus.
Saat
ini, sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan usia dini banyak berdiri bak jamur
di musim hujan. Masing-masing berlomba-lomba menawarkan kelebihan yang
dimilikinya, ada yang memakai kurikulum lokal dan juga kurikulum campuran.
Bahkan, tidak sedikit pula sekolah “impor” yang menawarkan kurikulum
internasional. Tetapi untuk memilih prasekolah yang terbaik untuk anak-anak
kita tidaklah mudah. Pendidikan usia dini merupakan
langkah yang besar dan penting untuk tumbuh kembang anak. Sebagai orang tua
sebaiknya selalu berusaha untuk memilihkan sekolah yang baik dan sesuai dengan
dirinya.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sekolah yang sesuai dengan
orientasi siswa dimasa depan atau dari sudut pandang adalah:
1. Minat
Faktor
utama yang harus pertimbangkan adalah minat yang dmiliki siswa. Hampir dapat
dipastikan, tidak ada siswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan
dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau
masukan apapun, tetapi siswalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar
di perguruan tinggi. Dengan memperhatikan minat siswa, diharapkan dapat
memberikan semangat atau motivasi internal siswa untuk belajar.
2. Biaya
Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus diperhitungkan. Dewasa ini banyak sekolah-sekolah yang mematok harga tinggi untuk siswa-siswa baru sehingga tidak jarang siswa tamatan SMP terpaksa menunda atau bahkan putus sekolah karena keterbatasan biaya. Mungkin dapat dinilai seimbang antara uang yang dibayarkan dengan fasilitas yang diperoleh, walaupun tidak semuanya demikian.
Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan. Ini adalah faktor terpenting berikutnya yang harus diperhitungkan. Dewasa ini banyak sekolah-sekolah yang mematok harga tinggi untuk siswa-siswa baru sehingga tidak jarang siswa tamatan SMP terpaksa menunda atau bahkan putus sekolah karena keterbatasan biaya. Mungkin dapat dinilai seimbang antara uang yang dibayarkan dengan fasilitas yang diperoleh, walaupun tidak semuanya demikian.
Sebelum
melakukan pendaftaran, akan lebih baik menanyakan semua komponen biaya yang
harus dibayarkan di sekolah yang bersangkutan. Biasanya sekolah-sekolah swasta
memberlakukan sistem pembayaran yang diharapkan tidak memberatkan siswa-siswi.
Misalnya uang gedung boleh diangsur sekian kali dan uang administrasi yang lain
juga demikian. Semua perlu diperhitungkan.
3. Prospek
Globalisasi tentu saja ini akan sangat menentukan
wajah dunia masa datang. Perdagangan bebas, banyaknya perusahaan asing yang
masuk ke Indonesia (diantaranya karena aset Negara terpaksa dijual kepada investor
asing). Bahasa asing (bukan hanya bahasa Inggris), perdagangan internasional,
lingkungan, peralatan berteknologi tinggi, komputer, internet, dan banyak lagi
akan menjadi tuntutan yang tidak terhindarkan. Maka dari itu memerlukan
kemampuan sumber daya manusia yang memadai pula untuk menjadi salah satu elemen
yang diperhitungkan. Tidak ada prediksi yang benar 100% dalam menentukan jenis
jenjang sekolah. Tetapi akan sangat berguna kalau bisa mengantisipasi kondisi
di masa depan. Kalau merasa tidak mampu melakukannya sendiri, perlu bertanya
kepada orang tua, guru, teman, konsultan, atau siapapun sehingga akan diperoleh
beberapa pendapat yang obyektif dan mendukung.
Ketiga
faktor di atas penting untuk pertimbangkan masak-masak, sehingga dapat dipilih
jenis sekolah yang benar-benar membawa kepada arah yang terbaik bagi pribadi
maupun orang lain. Selain itu perlu untuk menyediakan cukup banyak waktu,
karena lebih banyak faktor eksternal dan bersifat teknis yang terlibat di sini.
Faktor esternal yang terlibat adalah dari sekolah itu sendiri.
Dalam
memilih sekolah, perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Reputasi
Kalau harus memilih salah satu sekolah
tanpa melihat faktor-faktor internal lainnya, pertimbangan utama yang paling
mudah digunakan adalah reputasi sekolah tersebut. Reputasi di sini berarti
sekolah yang bersangkutan secara umum dikenal sebagai sekolah yang baik,
memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai.
Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan atau memiliki daya saing
yang tinggi dalam pekerjaan. Dalam kaitannya dengan reputasi, harus kita ingat,
reputasi tidak datang dalam sekejap. Reputasi biasanya dibangun dengan kerja
keras dan melalui proses yang panjang. Dapat dikatakan bahwa siswa berada on
the safe side jika memilih salah satu dari PTS-PTS ini. Akantetapi bukan
berarti lalu siswa berhenti di sini saja, masih ada hal-hal lain yang harus
dicermati.
2. Status
Akreditasi
Status
akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan oleh
sekolah untuk mengiklankan dirinya. Karena akreditasi menunjukkan
mutu/kemampuan sekolah dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status ini
didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk itu,
termasuk fasilitas pendidikan,guru tetap dan siswa, kurikulum pendidikan, dan
banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami dengan jelas tentang
status ini, dan tampaknya banyak sekolah yang menyadari dan memanfaatkan
ketidaktahuan tersebut.
Akreditasi
perlu untuk diketahui secara sebenarnya dan tidak hanya sekilas begitu saja.
Untuk mengetahui status akreditasi ini, perlu ditanyakan secara mendalam
mengenai kenyataannya di sekolah bersangkutan. Sebagai contoh, Siswa dapat
menanyakan sumberdaya guru, fasilitas pendidikan dan kurikulum.
3. Fasilitas
Pendidikan
Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk
menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Bukan (hanya) itu
yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium
(komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), bengkel, studio dan perpustakaan
sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan siswa. Mereka tidak hanya
dituntut untuk menguasai wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana
menerapkannya di lapangan. Apalagi untuk jalur pendidikan profesional yang
lebih bersifat aplikatif dan menekankan pada ketrampilan. Perlu untuk dingat
bukan hanya tampilan fisik yang diperhatikan. Boleh saja sekolah memasang
foto-foto gedungnya yang megah, laboratorium komputernya yang canggih. Tidak
ada salahnya untuk mencoba menanyakan, kapan mahasiswa berkesempatan untuk
menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut.
sumber artikel dari mana?
BalasHapusdikembangkan lagi dan di edit agar siswa bisa lebih memahami dengan jelas